Rabu, 15 Juni 2011

Manusia dan Pandangan Hidup

Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu :
a) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
b) Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut.
c) Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relative kebenarannya.
Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan suatu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita-cita ialah apa yang diinginkan yang mungin dapat tercapai dengan usaha atau perjuangan.
Menurut Prof.Dr.Hanm, ada tiga aliran filsafat yaitu :
1. Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan hukum-hukumnya secara mutlak dikuasai tuhan, manusia hanya dapat berusaha dan berencana tetapi tuhan yang menentukan.

2. Aliran Intelektualisme
Manusia mengutamakan akal, dengan akal manusia berpikir, dengan akal diciptakan teknologi. Teknologi adalah alat bantu untuk mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah laku dan perbuatan itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap individu.

3. Aliran Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akaladalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup maka akan timbul dua kemungkinan pandangan hidup.
Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik :
• Mengenal
• Mengerti
• Menghayati
• Meyakini
• Mengabdi
• Mengamankan

Kedudukan Iptek

Kedudukan IPTEK dalam kehidupan harus bisa menyesuaikan dengan kebutuhan manusia, dan manusia tersebut harus bisa memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang tersedia dengan sebaik mungkin,
karena dengan adanya IPTEK kita dapat menciptakan perlengkapan yang canggih untuk berbagai kegiatan sehingga dalam kegiatan kehidupannya tersedia berbagai kemudahan.
Contohnya saja pesawat terbang
“orang yang ingin pergi dan menunaikan ibadahnya ke tanah suci,akan lebih mudah tiba disana karena menggunakan pesawat terbang.
Selain nyaman,menggunakan pesawat terbang juga menghemat waktu.
Biasanya kita sampai beberapa hari jika menggunakan transportasi darat,tapi dengan pesawat kita dapat tiba sekitar 10 jam saja.”

Manusia ,Keseragaman dan Kesederajatan

A. Makna Keragaman dan Kesederajatan
Keragaman berasala dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) artinya : 1. tingkah laku 2. macam jenis.3 lau musik : langgam 4. warna :corak : ragi 5. (ling) laras (tata bahasa). Sehingga keragaman berarti perihal beragam-ragam : berjenis-jenis.
Keragaman yang dimaksud disini adalah suatu kondisi masyarakat dimaan terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideology, adapt kesopanan serta situasi ekonomi.

2. Makna Kederajatan
Kesederajatan berasal dari kata sederajat yang menurut (KBBI) artinya adalah sama tingakatan (pangkat, kedudukan0. dengan demikian konteks kesederajatan disini adalah suatu kondisi diman a didin perbedaan dan keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan Hierarki.

B. UNSUR-UNSUR KERAGAMAN DALAM MASYARAKAT
1. Suku bangsa dan Ras
Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari sabang smapai merauke sangat beragam, sedangkan perbedaan Ras muncul karena adanya pengelompokan besar manusia yang memiliki cirri-ciri biologis lahiriyah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran-ukuran tubuh mata, ukuran kepala dan lain-lain.
Di Indonesia, terutama bagian barat mulai dari sulawesi adalah termasuk ras mongoloid Melayu Muola (Deutero Malayan mongolid). Keculai Batak dan Toraja yang termasuk mongoloid melayu tua (proto Malayan mongoloid). Sebelah timur Indonesia ternasuk Ras astroloid, termasuk bagian NTT.
2. Agama dan Keyakinan
Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan panca indra, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari.
Agama yang bentuk keyakinan meruang sulit diukur secara tepat dan rinci. Hal ini pula yang berangkat menyulitkan para ahli untuk memberikan definisi yang tepat tentang agama. Pada dasarnya agama dan keyakinan merupakan unsur penting dalam keagamaan bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang diakui Indonesia.
3. Kesenjangan sosial
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam, tingkat, pangkat dan stara sosial yang nierrkis. Hal ini dapat terlihat dan dirasakan dengan jelas dengan adanya penggolongan orang berdasarkan kasta
Hal ini yang dapat menimbulkan kesenjangan bagi kerukunan masyarakat. Tak hanya itu bahkan bias menjadi sebuah pemicu perang antara etnis atau suku.

Manusia dan Pengabdian

A. Pengertian Tanggung Jawab dan Pengabdian Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Yang juga berarti perwujudan dari kesadaran akan kewajiban. Manusia apada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggunng jawab. Disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk individual dan makhluk social, juga merupakan makhluk tuhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia memenhtaskan sejumlah peranan dalam konteks social, individual ataupun teologis. Menurut sifat dasar manusia adalah makhluk yang bermoral dan makluk social, yang saling membutuhkan. Oleh karena itu dalam hal ini manusia tidak harus bertanggung jawab pada dirinya sendiri, tapi juga untuk orang lain-lain, misalnya adalah: a. Tanggung jawab kepada keluarga Masyrakat kecil ialah keluarga. Maka setiap anggota yang ada dalam keluarga tersebut harus bertanggung jawab atas keluarganya, yang menyangkut nama baik keluarga. b. Tanggung Jawab pada Masyarakat Manusia merupakakn anggota masyarakat dan tak akan pernah lepas dari yang namanya kemasyarakatan. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatan harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat. c. Tanggung Jawab kepada Bangsa dan Negara Manusia juga hidup pada suatu Negara yang mempunyai ukuran yang dibuat oleh Negara.yang juga harus dipertanggumg jawabkan apabila terbukti bersalah. d. Tanggung Jawab kepada Tuhan. Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan akibat kelalaian adalah htanggung jawabnya. Meskipun manusia perbuatannya yang saalah dengan segala jalan sesuai kondisi dan kemampuan, namaaun manusia tak dapat lepas dari tanggung jawab diakhirat nanti. Pengabdian sendiri merupakan perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas. Timbulnya pengabdian itu hakikatnya ada rasa tanggung jawab. B. Kesadaran Kesadaran adalah keinsyafan akan perbuatannya. Sadar sendiri artinya merasa, tahu atau ingat kepada keadaan sebenarjnya. Jadi kesadaran adalah hati yang telah terbuka atau pikiran yang telah terbuka tentang apa yang telah dikerjakan. Kesadaran moral sangat penting untuk diperhatikan orang,karena pelanggaran moraldapapt berakibat merusak nama. Oleh sebab itu kesadaran moral perlu dijaga oleh setiap individu. Hal ini tidak berarti bahwa kesadaran yang lain tidak penting. Semua kesadran penting, karena ketidak sadaran adalah sal;ah satu hal yang dapat menggoncangkan atau sekurang-kurangnya membuat kepincangan dalam hidup. Justru pada umumnyaorang sadar akn perbuatanya, tetapi tidak disadarai, apakah perbuatan itu melanggar norma sopan santun, norma hokum, atau norma moral. Kalau orang itu ingin berbuat, maka berbuat sajalah. Orang berbuat tanpa kesadaran ini amat sedikit jumlahnya. Halite bisa terjadi karena kekeliruan. Tetapi mungkin jugakarena yang berbuat dalam keadaan tidak sadar.karena itu orang tersebut dapat bebas dari hukuman. C. Pengorbanan Pengorbanan bersal dari kata korban, artinya memberikan secara ikhlas, harta benda, waktu, tenaga pikiran bahkan mungkin nyawa, demi cintanya atau ikatannya dengan suatu atau demi kesetiaan, kebenaran. Disini perbedaan pengabdaian dan pengorbanan tidak sebegitu jelas, karena adanya pengabdian tentu adanya pengorbanan. Pengorbanan sendiri merupakan akibat dari pengabdianyang berupa harta,pikiran perasaandapat bahkan bberupa jiwa.yang diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih. Macam- macam pengornan juga bisa berupa: a. Pengorbanan kepada keluarga Yang pada hakikatnyamanusia hidup berkeluarga, dasar hidup berkkkeluarga adalahb kasih sayang\, dan kasih sayang mememrlukan adanya pengorbanan. b. Pengorbanan kepada masyarakat Manusia adalah mkhlukk social, yang pastinya merasa terikat dengan masyarakatnnya. Karena itu demi pengabdiannyakepada masyarakat ia tidak bebas dari pengorbanan. c. Pengorbanan kepada bangsa dan Negara. Seatiap orang didunaia ini mengakui bahwa manusia merupakananggota suatu bangsa dan warga Negara suatu Negara, dan mempunyai kewajiban antara lain membelanegara. Pembelaan itulah disebut pengorbanan. d. Pengorbanan karena kebenaran Demi kebenaran oaring tidak takut menghadapi apapun, perang kemerdekan misalnya mereka tidak takut mati demi kemerdekan hidup. e. Pengorbanan demi Agama Berkorban demi agama sama halinya kita berkkorban demi cintanya kita kepada Allah. Karena itu wajiblah manusia berkorban demi cinntanya kepada Agama, yang meruppakn juga adalah kebenran yang hakiki.

Manusia dan Peradaban

A. Pengertian
Terdapat dua istilah yang saling berkaitan, yaitu kebudayaan dan peradaban. Mengenai kedua istilah ini mempunyai pengertian yang bertentangan menurut para ahli, antara lain:
1. Bieren de hann
• Peradaban adalah seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan tekhnik.
• Kebudayaan adalah sesuatu yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih murni, yang berada di atas tujuan yang praktis hubungan masyarakat.
2. Oswald Spengl
• Peradaban adalah kebudayaan yang sudah mati
• Kebudayaan adalah wujud dari seluruh kehidupan adat, industrial filsafat, dan sebagainya.
3. prof. Dr. Koentjoroningrat
• peradaban adalah bagian dari kebudayaan yang halus dan indah.

B. Hakekat hidup manusia
Manusia dalam kehidupan memiliki tiga fungsi, yaitu:
1. sebagai makhluk Tuhan
2. sebagai makhluk individu
3. sebagai makhluk sosial dan budaya

C. Peradaban dan perubahan sosial
1. pengertian dan cakupan perubahan sosial
perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat, merujuk pada satu pengertian yang intinya, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan interaksi, yang meliputi aspek kehidupan.
2. teori dan bentuk perubahan
a. teori sebab akibat
teori ini didasarkan pada:
• analisis dialektis
• teori tunggal mengenai perubahan sosial
b. teori proses atau arah perubahan sosial
teori ini mempunyai dasar asumsi bahwa sejarah manusia ditandai adanya gejala pertumbuhan, dasar teori ini antara lain:
• teori evolusi unilinier
• teori multilinear

D. Teori-teori mengenai pembangunan, keterbelakangan, dan ketergantungan.
1. Teori Depedensi
Semua peristiwa sosial yang terjadi itu ada sebabnya, adanya teori ini yang menjadi titik tolak kehidupan ekonomi menyebabkan terjadinya keterbelakangan karena adanya penyerahan penghasilah ke daerah pusat.
2. Penyebab perubahan
Adanya introspeksi dan interaksi sosial, pola pikir, kualitas dan kuantitas masyarakat mendorong adanya perubahan sosial. Selain itu menurut Soerjono Soekanto penyebab perubahan sosial ini didasarkan pada:
a. fakator intern
b. faktor ekstern
3. keseimbangan
keseimbangan sosial merupakan situasi dimana segenap lembaga sosial berfungsi dan saling menunjang.

E. Modernisasi
1. konsep modernisasi
menurut para ahli modernisasi adalah perubahan yang disebabkan adanya penyesuaian yang mencari taraf hidup yang lebih baik.
2. syarat-syarat modernisasi
• keorganisasian
• adanya pendidikan
• administrasi memadahi
3. ciri-ciri modernisasi
• kebutuhan materi
• kemajuan tekhnologi
• memberi kemudahan
• ada teori baru

Manusia ,Sains dan Tekhnologi

Dalam setiap kebudayaan selalu terdapat ilmu pengetahuan atau sains dan teknologi, yang digunakan sebagai acuan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan beserta isinya, serta digunakan sebagai alat untuk mengeksploitasi, mengolah dan memanfaatkannya untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan manusia. Sains dan tekhnologi dapat berkembang melalui kreativitas penemuan (discovery), penciptaan (invention), melalui berbagai bentuk inovasi dan rekayasa. Kegunaan nyata IPTEK bagi manusia sangat tergantung dari nilai, moral, norma dan hukum yang mendasarinya. IPTEK tanpa nilai sangat berbahaya dan manusia tanpa IPTEK mencermikan keterbelakangan.
A. IPTEK DAN PERADABAN MANUSIA
Sains dan Teknologi adalah institusi manusiawi; artinya Sains dan Teknologi adalah karya yang dilahirkan manusia. Maka tanpa adanya manusia kedua karya tersebut juga tidak akan ada. Namun ada beda fundamental antara kedua institusi tersebut. Perbedaannya terletak pada sumbernya.
Sains sebagai “body of knowledge” yang kita ketahui saat ini adalah hasil abstraksi manusia dari sumber alami melalui berbagai fenomena yang diamatinya. Kemudian fenomena tersebut direpresentasikan kedalam berbagai model yang membentuk suatu paradigma. Maka kebenaran sains adalah bila dan hanya bila suatu fenomena alami dapat cocok (fit) pada model-model dari suatu paradigma yang berlaku. Bila model dalam suatu paradigma yang dianut tidak lagi dapat merepresentasikan suatu fenomena alami tertentu, maka fenomena tersebut merupakan suatu anomali. Namun anomali tidak dapat terjadi berulang kali. Bila hal demikian ditemui maka paradigma tersebutpun mengalami krisis dan gugur sebagai paradigma yang absah untuk kemudian digantikan oleh model baru yang membentuk paradigma baru pula (Kuhn, 1996). Fenomena alami dan kebenaran yang ada dibaliknya sebenarnya telah beroperasi sejak jauh sebelum manusia ada, misalnya gaya gravitasi dan elektromagnetik, adanya elektron dan neutron didalam atom, proses radioactive decay dan lain sebagainya merupakan kebenaran alami yang telah beroperasi sejak awal sejarah jagad raya ini, jauh sebelum manusia menghuni planet Bumi. Oleh karena itu berbagai kebenaran alami yang terhimpun dalam sains merupakan temuan (discovery) manusia. Namun tanpa manusiapun kebenaran alami tetap beroperasi sebagai sumber dari sains.
Berbeda dari sains, teknologi sepenuhnya bersumber pada manusia itu sendiri. Teknologi diciptakan manusia sebagai instrumen dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Teknologi merupakan suatu fenomena sosial. Oleh karena itu tanpa manusia, tanpa masyarakat, teknologipun tiada.
Teknologi diciptakan manusia melalui penerapan (exercise) budidaya akalnya. Manusia harus mendayakan akal pikirannya dalam me-reka teknologi berdasarkan ratio (nalar) dan kemudian membuatnya, me-yasanya, menjadi suatu produk yang kongkrit. Jadi perlu penerapan rekayasa dalam menciptakan teknologi, dan sebaliknya teknologi kemudian akan membantu manusia dalam merekayasa. Inter-relasi dan interaksi antara rekayasa dan teknologi sering sulit dipahami karena seakan terjadi secara obvious atau terjadi sepenuhnya dilatar belakang sehingga luput dari pengamatan. Maka untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari peran rekayasa dalam penciptaan teknologi dan sebaliknya, perlu digresi sebentar sampai pada saat asal mula terbentuknya masyarakat manusia.
Sains itu sendiri secara umum didefinisikan sebagai pengetahuan (knowledge) yang didapatkan dengan cara sistematis tentang struktur dan perilaku dari segala fenomena yang ada di jagad raya dan isinya, baik fenomena alam maupun sosial. Sementara itu, teknologi merupakan aplikasi dari sains sebagai respons atas tuntutan manusia akan kehidupan yang lebih baik.
Teknik secara umum diartikan sebagai alat perlengkapan dan metode membuat sesuatu. Teknologi adalah suatu cara untuk teknik memproduksi atau memproses membuat sesuatu yang lebih mengembangkan ketrampilan manusia.
Ada beberapa fase proses teknik yang dialami dalam kehidupan manusia yakni :
a. Fase teknik destruktif. Pada fase ini, untuk memecahkan segala permasalahan dan kebutuhannya, manusia langsung mengambil dari alam, tidak ada usaha untuk mengembalikannya ke alam.
b. Fase teknik konstruktif. Masyarakat pada fase ini telah mampu melakukan penciptaan sehingga menghasilkan kebudayaan baru yang sebelumnya tidak ada di alam. Dengan penciptaan baru ini, sedikit demi sedikit manusia telah menciptakan lingkungan baru yang selalu bermodalkan alam sekitar sehinggamerupakan “ the second nature “ atau alam kedua.
c. Fase modern. Fase ini merupakan puncak perkembangan teknik yang telah dicapai anusia. Teknik modern ini bertitik tolak dari analisa matematis alam, sehingga manusia mampu membangun suatu peradaban baru yaitu peradaban mesin. Cirri peradaban mesin diantaranya adalah kesatuan bahasa internasional sebagai pengantar dan diciptakannya bahasa symbol yang satu , seragam, dan internasional yaitu bahasa “ matematika “.
Tingkatan teknologi berdasarkan penerapannya dapat dibagi sebagai berikut :
Teknologi Tinggi ( Hi – tech ). Suatu jenis teknologi mutakhir yang dikembangkan dari hasil penerapan ilmu pengetahuan terbaru. Contoh : computer, laser, bioteknologi, satelit komunikasi dan sebagainya. Cirri – cirri teknologi ini adalah padat modal, didukung rasilitas riset dan pengembangannya, biaya perawatan tinggi, ketrampilan operatornya tinggi dan masyarakat penggunanya ilmiah.
Teknologi Madya. Suatu jenis teknologi yang dapat dikembangkan dan didukung masyarakat yang lebih sederahan dan dapat digunakan dengan biaya dan kegunaan yang paling menguntungkan. Ciri teknologi madya adalah tidak memerlukan modal yang terlalu besar dan tidak memerlukan pengetahuan baru, karena telah bersifat rutin. Penerapan teknologi maday ini bersifat setengah padat modal da padat karya, unsur – unsur yang mendukung industrinya biasanya dapat diperoleh di dalam negeri dan keterampilan pekerjanya tidak terlalu tinggi.
Teknologi Tepat Guna. Teknologi ini dicirikan dengan skala modal kecil, peralatan yang digunakan sederhana dan pelaksanaannya bersifat padat karya. Biasanya dilakukan di negara – negara berkembang, karena dapat membantu perekonomian pedesaan, mengurangi urbanisasi dan menciptakan tradisi teknologi dari tingkat paling sederhana.
Dengan kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang teknologi informasi dan teknologi transportasi yang dicapai manusia pada unjung pertengahan kedua abad ke XX, memungkinkan arus informasi menjadi serba cepat: apa dan oleh siapa dari seluruh muka bumi (bahkan sebagian jagat raya) – menembus ke seluruh lapisan masyarakat dengan bebas tanpa membedakan siapa dia si penerima. Tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengaruh perkembangan IPTEK terhadap beberapa pola kemasyarakatan.
B. PERKEMBANGAN IPTEK DALAM PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Perkembangan IPTEK telah membawa kemajuan dan kemudahan serta perubahan pada kehidupan manusia. Berbagai manfaatnya dapat terasa pada era sekarang ini dimana semua perlahan beralih dari sesutau yang sederhana menjadi sesuatu yang lebih modern.
Pengembangan IPTEK dalam pertimbangan nilai etis dan religious
Mengembangkan nilai-nilai dan budaya iptek pada dasarnya adalah melakukan transformasi dari masyarakat berbudaya tradisional menjadi masyarakat yang berpikir analitis kritis dan berketerampilan iptek dengan tetap menjunjung/memelihara nilai-nilai agama, keimanan, dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta nilai-nilai luhur budaya bangsa
Manusia sebagai makhluk yang berakal budi tidak henti-hentinya mengembangkan pengetahuannya. Akibatnya teknologi berkembang sangat cepat dan tidak terbendung seperti tampak dalam teknologi persenjataan, computer informasi, kedokteran, biologi dan pangan. Kemajuan teknologi tersebut bila tidak disertai dengan nilai etika akan menghancurkan hidup manusia sendiri seperti terbukti dengan perang Irak, pemanasan global, daya tahan manusia yang semakin rendah, pemiskinan sebagian penduduk dunia, makin cepat habisnya sumber alam, rusaknya ekologi, dan ketidakadilan. Pertanyaan yang secara etis dan kritis harus diajukan adalah, apakah teknologi yang kita kembangkan sungguh demi kebahagiaan manusia secara menyeluruh? “Nilai kemanusiaan” sebagai salah satu nilai etika perlu ditaati dalam mengembangkan teknologi
Memasuki abad ke 21, berarti menapaki abad global. Akibat perkembangan tehnologi informasi dan transportasi, dunia Inteernasional pada abad ini mengalami sebuah perubahan besar, yang dikenal dengan era global. Dalam era demikian, situasi dunia menjadi amat transparan, jendela internasional, terdapat hampir disetiap rumah. Apa yang terjadi dsalah satu sudut bumi dalam waktu singkat dapat ditangkap dari beerbagai belahan dunia, pintu gerbang antar Negara semakin teerbuka, sekat sekat budaya semakin hilang dan ujung ujungnya akan terbentuk apa yang disebut Jhon Neisbitt sebagai Gaya Hidup Global.
Abad ini ditandai dengan kemajuan sains dan teknologi yang sangat pesat. Kemajuan itu terutama dipacu oleh kemajuan teknologi computer dan informasi sehingga zaman ini sering disebut era revolusi baru yaitu revolusi informasi.Produk dari kemajuan sains dan teknologi kian canggih dan bermutu. Hampir dalam semua bidang kehidupan kita dapat menikmati produk teknologi modern mulai dari peralatan rumah tangga sampai dengan peralatan industri yang besar. Dengan semua kemajuan itu hidup manusia dipermudah, diperlancar, dan lebih sejahtera. Tetapi di sisi yang lain, kita melihat bahwa berbagai kemajuan tersebut juga membawa dampak negatif bagi kehidupan manusia seperti lingkungan hidup yang tidak nyaman, ketidakadilan dan bahkan penghancuran kelompok manusia.
Secara umum, etika menuntut kejujuran dan dalam iptek ini berarti kejujuran ilmiah (scientific honesty). Mengubah, menambah, dan mengurangi data demi kepentingan tertentu termasuk dalam ketidakjujuran ilmiah. Mengubah dan menambah data dengan rekaan sendiri dapat dimaksudkan agar kurvanya memperlihatkan kecenderungan yang diinginkan. Mungkin penelitinya sendiri yang menginginkan agar hasil penelitiannya sesuai dengan teori yang sudah mapan. Mungkin penaja (sponsor) peneliti itu yang ingin menonjolkan citra produk industrinya. Mereka-reka data semacam itu merupakan the sin of commission. Sebaliknya membuang sebagian data yang “memperburuk” hasil penelitian adalah the sin commission. Penghapusan data yagn “jelek” itu mungkin dimaksudkan oleh penelitinya agar analisis datanya memperlihatkan keterandalan (realibility) yang lebih baik. Lebih jahat lagi kalau dosa komisi itu dilakukan untuk menyembunyikan efek samping yang negatif dari produk yang diteliti. Ketidakjujuran ilmiah semacam ini pernah dilakukan peneliti yang ditaja pabrik penyedap rasa (monosodium glutamate) di Thailand.
Kalau data yang dibuang itu dinilai sebagai penyimpangan dari kelompok yang sedang diteliti, dan karenanya harus ikut diolah, kejujuran ilmiah menuntut penjelasan tentang penghapusannya. Perlu juga disebutkan patokan yang dipakai untuk menentukan ambang nilai data yang harus ikut dianalisis, misalnya patokan Chauvenet.
Sekarang umat manusia menghadapi masalah-masalah yang sangat serius, yang menyangkut teknologi dan dampaknya pada lingkungan. Kenyataan ini memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang etika:
a. Norma-norma etika (dan agama) yang seperti apakah yang harus kita patuhi dalam penelitian di bidang bioteknologi, fisika nuklir dan zarah keunsuran, serta astronomi dan astrofisika?
b. Dalam penelitian kedokteran dan genetika, apakah arti kehidupan?
c. Dalam penelitian dampak teknologi terhadap lingkungan, bagaimana seharusnya hubungan manusia dengan alam, baik yang nirnyawa(the inanimate world) maupun yang bernyawa.
d. Apakah masyarakat yang baik itu, dan dapatkah dikembangkan pengertian yang universal tentang kebaikan bersama yang melampaui individualisme, nasionalisme, dan bahkan antroposentrisme?
Dalam bioteknologi (termasuk rekayasa genetika) dan kedokteran, pertanyaan tentang arti, mulai dan berakhirnya kehidupan sangat penad (relevant). Apakah orang yang berada dalam keadaan koma dan fungsi faal serta metabolismenya harus dipertahankan dengan alat-alat kedokteran elektronik dalam jangka panjang yang tidak tertentu masih mempunyai kehidupan yang berarti ? Tak bolehkah ia minta (misalnya sebelum terlelap dalam keadaan seperti itu), atau diberi, euthanasia berdasarkan informed consent dari keluarganya yang paling dekat? Ini mengacu ke arti dan berakhirnya kehidupan. Mulainya kehidupan, penting untuk diketahui atau ditetapkan (dengan pertimbangan ilmu dan agama) untuk menentukan etis dan tidaknya menstrual regulation (“MR”) dan aborsi, terutama dalam hal indikasi medis dari risiko bagi ovum yang telah dibuahi dan terlebih-lebih lagi bagi ibunya, kurang meyakinkan.
Bioteknologi/rekayasa genetika mungkin hanya boleh dianggap etis jika tingkat kegagalannya yang mematikan embrio relative rendah dan – bila menyangkut manusia – hanya mengarah ke eugenika negatif. Tanaman dan organisme harus disikapi dengan hati-hati, baik dari segi perkembangan jangka panjangnya yang secara antropo sentries mungkin membahayakan kehidupan kita, maupun dari segi pengaturannya dalam tata hukum dan ekonomi internasional yang biasanya lebih menguntungkan negara-negara maju. Etiskah untuk mematenkan organisme dan tanaman yang telah diubah secara genetic (genetically modified)? Adilkah itu dan apakah itu tidak mengancam kelestarian plasma nutfah? Keadilan yang dimaksudkan di sini adalah keadilan agihan (distributive justice). Pengagihannya bukan hanya secara spatial, tetapi juga secara temporal. Dimensi spatiotemporal dari keadilan distributive ini tersirat dalam pengertian tentang “pembangunan yang terlanjutkan” (sustainable development) menurut Gro Harlem Brundtland

Manusia,Moralitas dan Hukum

1. Hubungan Manusia dengan Moral
Moral hampir sama dengan etika. Etika adalah ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Beberapa unsure dari kaidah moral yaitu:
Hati nurani
Kebebasan dan tanggung jawab
Nilai dan norma moral

2. Hubungan Manusia dengan Hukum
Karakteristik dari hokum:
Adanya unsur perintah atau larangan
Perintah atau larangan tersebut harus dipatuhi oleh setiap orang
Beberapa sumber hukum formal yaitu:
Undang-undang
Kebiasaan
Keputusan-keputusan hakim
Trakat
Pendapat sarjana hukum
Hokum menurut beberapa sudut pandang, yaitu:
a. Menurut sumbernya
Hukum undang-undang
Hukum kebiasaan
Hukum traktat
Hukum jurisprudensi
b. Menurut bentuknya
Hukum tertulis
Hukum tak tertulis
c. Menurut tempat berlakunya
Hukum nasiona
Hukum internasional
Hukum asing
d. Menuruut waktu berlakunya
Ius Constitutum (hukum positif)
Ius Constituendum
Hukum Asasi (hukum alam)
e. Menurut sifatnya
Hukum yang memaksa
Hukum yang mengatur (pelengkap)

Di Indonesia, hukum dibedakan menjadi dua yaitu:
Hukum Publik (hukum umum) à hukum tata Negara, hukum pidana, hukum acara pidana dan hukum internasional
Hukum sipil (hukum privat) à hukum perdata, hukum acara perdata dan hukum dagang
3. Hubungan Hukum dengan Moral
Kualitas hukum sebagian besar ditentukan oleh mutu moralnya. Sebaliknya moral pun membutuhkan hukum. Hukum bisa meningkatkan dampak sosial dari moralitas. Perbedaan hokum dan moral:
Hukum dalam bentuk tulisah dan dijabarkan sanksinya bagi pelanggar hokum (lebih objektif). Moral tidak dalam tulisan (lebih subjektif)
Hukum membatasi tignkah laku yang bersifat lahiriah, sedangkan moral mencakup perilaku lahirriah dan batiniah.
Sangsi hukum dapat dipaksakan, sedangkan sangsi moral tidak dapat dipaksakan.
Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat/Negara. Moral didasarkan pada norma-norma moral yang melebihi dari individu dan masyarakat.

Senin, 11 April 2011

POSTING 2

Do you now latent sosial problems? mengapa bisa begitu? jelaskan solusinya?
Masalah sosial laten(latent sosial problem) merupakan masalah sosial yang sebenarnya sudah ada, walaupun belum meluas, namun oleh sekelompok masyarakat ditutup-tutupi dan dianggap tidak ada.masalah ini terjadi karena disebabkan oleh perbedaan suku,ras,agama dan antar golongan yang tidak saling menghormati dan menghargai satu sama lain. supaya masalah ini tidak sampai terjadi harus saling menghargai dan menghormati antara satu dengan yang lainnya supaya terjalin keterikatan dan keintiman.

POSTING 1

Cinta,sayang,kasih,kemesraan, pemujaan yang terselimuti nilai,norma dan agama bisa membawa pada kehidupan manusia yang homohumanus,tapi kenyataan yang terjadi, mengapa ada dehumanisasi ibu dalang pembunuhan anak,kekasih membunuh kekasihnya, kenapa semua ini terjadi?
Mungkin semua ini bisa terjadi karena sudah tidak adanya lagi unsur-unsur dari cinta yaitu keterikatan,keintiman dan kemesraan diantara keduanya. seorang ibu dalang pembunuhan anaknya,kejadian ini bisa terjadi mungkin karena seorang anak berlaku tidak baik kepada ibunya, sehingga ibunya merasa tidak dihargai sebagai seorang orang tua,dan pada akhirnya ibu itu melakukan perbuatan yang seharusnya tidak dia lakukan kepada anak kandungnya sendiri yaitu menjadi dalang dalam pembunuhan anaknya. selain itu hal ini bisa terjadi karena kurangnya iman diantara keduanya. seharusnya anak itu wajib bersikap baik dan hormat kepada kedua orang tua,dan seorang ibu harus menyayangi anaknya meskipun anaknya itu kadang-kadang bersikap tidak baik kepadanya.
Seorang kekasih membunuh kekasihnya sendiri, dalam hal ini mungkin sudah tidak adanya lagi kepercayaan diantara keduanya,dan kekasihnya itu sudah tidak punya keimanan yang kuat. selain itu mungkin kekasihnya ini tidak mau menuruti ajakan dari kekasinya itu sehingga pada akhirnya orang itu melakukan perbuatan yang nekad dengan membunuh pacarya sendiri.

Minggu, 27 Maret 2011

Manusia Sebagai Makhluk Ekonomi dan Makhluk Psikologi

F. Manusia Sebagai Makhluk Ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu ilmu social yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi,distribusi,pertukaran dan konsumsi barang dan jasa.
Manusia sebagai makhluk social dan makhluk ekonomi pada dasarnya selalu menghadapi masalah ekonomi. Inti dari masalah ekonomi yang dihadapi manusia adalah kenyataan bahwa kebutuhan manusia jumlahnya tidak terbatas,sedangkan alat pemuas kebutuhan manusia jumlahnya termatas.
Untuk memenuhi kebutuhannya,manusia melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan manusia dalam memenuhi atau memuaskan kebutuhannya harus sesuai dengan kemampuannya. Kegiatan inilah yang menunjukan kedudukan manusia sebagai makhluk ekonomi.
G. Manusia Sebagai Makhluk Psikologi
Manusia adalah makhluk psikologi yang memiliki bawaan universal,unik dan terus dikaji oleh para ahli humaniora.
Manusia adalah insane bila dilihat dari sudut pandang psikologinya. Insane dalam bahasa arab menunjuk manusia sebagai makhluk psikologi, kata insane sendiri berasal dari tiga asal kata:
1. uns bermakna mesra,harmoni,jinak,tampak
2. nasa yanusu bermakna terguncang,stress
3. nasiya yansa bermakna lupa
kita mungkin sering mendapati manusia dalam dua bentuk,yaitu:
1. manusia baik
2. manusia jahat.

Manusia Sebagai Makhluk Politik dan Makhluk Budaya

D. Manusia Sebagai Makhluk Politik
Sebagai makhluk politik manusia selalu membutuhkan orang lain dan memiliki strategi dalam mempertahankan kehidupannya, sehingga kehidupannya dengan mastarakat dan organisasi social merupakan sebuah keharusan. Dengan politik manusia bias merencanakan dan menyusun strategi dalam bertindak. Larena manusia tidak lepas dari yang namanya politik,maka dari itu manusia dinamakan swbagai makhluk politik.
Ciri manusia sebagai makhluk politik dapat kita lihat bahwa dalam kehidupan manusia selalu ditandai dengan adanya penentuan atas pilihan-pilihan dalam menjalani hidupnya.
E. Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia sebagai makhluk budaya artinya makhluk yang berkemampuan menciptakan kebaikan,kebenaran,keadilan,dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya. Dengan pikiranya manusia mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan kehendaknya manusia mengarahkan perilakunya dan dengan perasaannya manusia dapat mencapai kebahagiaan.
Sarana untuk memelihara dan meningkatkan ilmu pengetahuan dinamakan logika. Sarana untuk meningkatkan dan memelihara pola perilaku dan mutu kesenian adalah etika dan estetika.
Adapun wujud dari kebudayaan adalah:
1. ide(gagasan),adalah konsep pikiran manusia yang menjadi system budaya yang jadi adapt istiadat
2. activity, yaitu kompleks aktivitas yang saling berinteraksi yang kemudian menjadi system social atau pola aktivitas
3. benda budaya,sebagai hasil aktivitas

Peranan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial

C. Peranan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social
Sebagai makhluk individu , manusia memiliki harkat dan martabat yang mulia. Setiap manusia dilahirkan sama dengan harkat dan martabat yang sama pula. Manusia sebagai makhluk individu berupaya merealisasikan segenap potensi dirinya,baik potensi jasmani maupun potensi rohani.
Dalam berbagai kelompok social ini, manusia membutuhkan norma-norma pengaturannya. Terdapat norma-normasosial sebagai patokan untuk bertingkah laku bagi manusia dikelomkoknya. Norma-norma tersebut ialah:
a. Norma agama atau religi
b. Norma kesusilaan atau moral
c. Norma kesopanan atau adapt
d. Norma hokum
Manusia sebagai makhluk social memiliki implikasi-implikasi:
a. kesadaran akan ketidakberdayaan manusia bila seorang diri
b. kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain
c. penghargaan akan hak-hak orang lain
d. ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku
Keberadannya sebagai makhluk social, menjadikan manusia elakukan peran-peran sebagai berikut:
a. melakukan interaksi dengan manusia lain atau kelompok
b. membentuk kelompok-kelompok social
c. menciptakan norma-norma social sebagai pengatura tertib kehidupan kelompok

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial

A. Manusia sebagai makhluk individu
Dalam ilmu social individu merupakan bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Upamanya keluarga sebagai kelompok social yang terkecil terdiri dari ayah,ibu dan anak. Ayah merupakan individu yang sudah tidak dapat dibagi lagi,demikian pula ibu. Anak masih dapat dibagi sebab dalam suatu keluarga jumlah anak dapat lebih dari satu.
Seorang individu adalah perpaduan antara factor fenotif dan genotip. Factor genotif adalah factor yang dibawa individu sejak lahir,kalu seorang individu memiliki cirri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir,ia juga memiliki cirri fisik dan karakter ataau sifat yang dipengaruhi oleh paktor lingkungan(factor fenotip)
Pertumbuhan dan perkembangan individu dipengaruhi beberapa factor,mengenai hal tersebut ada tiga pandangan yaitu:
a. pandangan nativistik,menyatakan bahwa pertumbuhan individu semata-mata ditentukan atas dasar factor dari dalam individu sendiri seperti bakat dan potensi termasuk pula hubungan atau kemiipan dengan orang tuanya.
b. Pandangan empiric, menyatakan bahwa pertumbuhan individu semata-mata didasarkan atas paktor lingkungan. Lingkungan yang akan menentukan pertumbuhan seseorang
c. Pandangan konvergensi,yamg menyatakan bahwa pertumbuhan individu dipengaruhi oleh factor diri individu dan lingkungan. Bakat anak merupakan potensi yang harus disesuaikan dengan diciptakannya lingkungan yang baik sehingga ia bias tumbuh secara optimal.
B. Manusia sebagai makhluk social
Manusia dikatakan sebagai makhluk social,karena beerapa alas an,yaitu:
a. manusia tunduk pada aturan,norma social
b. perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain
c. manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lainpotensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia

Kamis, 03 Maret 2011

Materi ISBD


Sarjana diharapkan mempunyai tiga jenis kemampuan:
1.       Kemampuan personal/personality
2.       Kemampuan akademik
3.       Kemampuan prosesional

Harapan
1.       Manusia unggul secara intelektual
2.       Anggun secara moral
3.       Kompeten menguasai iptek
4.       Memiliki komitmen tinggi

Lapisan kehidupan masyarakat (stratipikasi sosial)
1.       Upper class
2.       Middle class
3.       Lower class